Tips ringkas dari Farida Oetoyo
Menari balet ternyata nggak
sulit-sulit amat. Asal tekun dan giat berlatih, balet bisa dikuasai.
Juga bisa jadi sandaran hidup. Maklum, balet kini tumbuh subur. Sekolah
balet menjamur di mana-mana.
Itu tips ringkas dari Farida Oetoyo, maestro balet Indonesia, ketika ditemui INILAH.COM
belum lama ini. “Siapa bilang menari balet itu sulit? Asal tekun dan
giat berlatih, siapa saja bisa menari balet,” ujar pendiri sanggar tari
balet Sumber Cipta ini.
Balet adalah sebuah teknik tarian yang menggabungkan akting dan
musik. Balet juga sarat dengan gerakan keseimbangan, bahkan kadang
melompat, sehingga membutuhkan kekuatan di ujung jempol kaki.
Teknik balet bermacam-macam. Ada yang disebut posisi on point (berdiri dengan ujung kaki) yang sempurna atau gerakan melompat. Ada juga voete, yaitu gerakan memutar dengan posisi on point.
Para balerina menggunakan perlengkapan seperti stoking, baju atasan atau leotard, dan sepatu khusus bernama point shoe dari bahan satin dengan sol lentur, bagian ujung terbuat dari kanvas, serat hessian, kertas, serta lem. Tarian balet biasanya diiringi musik klasik atau kontemporer.
Balet berasal dari Italia. Nama balet diambil dari istilah ballo
yang berarti menari dan diperkenalkan Domenico da Piacenza pada abad
XV. Pada 1581, Fabritio Caroso membuat sebuah buku panduan tari balet Il Ballarino. Di masa itu, tarian balet dipertontonkan di lingkungan keluarga ningrat di Italia.
Dalam perkembangannya, balet merambah ke banyak negara, terutama
Prancis sebagai pendahulunya. Di Prancis, bahkan, balet berkembang
pesat sebagai salah satu seni drama yang pamornya sejajar dengan
pertunjukan opera.
Di abad XIX, negara-negara Eropa Timur, termasuk Rusia, mulai ikut
meluaskan popularitas balet. Seiring dengan itu, balet merambah Amerika
Serikat dan selanjutnya ke Indonesia.
Di Rusia, balet sangatlah diminati. Sanggar tari balet banyak
bermunculan di sana. Sebutlah Akademi Tari Balet Bolshoi, Vaganova, dan
Mariinsky Ballet. Sederet balerina top dunia pun mereka lahirkan, di
antaranya Anna Pavlova dan Lidya Lopokova.
Di Indonesia, balet mulai dikenal di zaman pemerintahan Soekarno.
Tokoh yang mempopulerkannya, antara lain Nani Lubis, Maya Tamara, Dinar
Karina, dan Farida. Sementara beberapa sekolah balet yang muncul pada
1950-an adalah Namarina (Nani Lubis) dan Nritya Sundara
(Farida-Julianti Parani).Puluhan karya tari Farida yang sukses adalah Carmina Burana, Rama dan Shinta, serta Gunung Agung Meletus.
Farida juga bilang bahwa tari balet sangat baik untuk anak-anak.
“Tari balet kan seperti olahraga. Balet mengajarkan disiplin,
ketekunan, dan penguatan otot-otot tubuh,” ujar Farida.
Balet di Indonesia, menurut Farida, sangat prospektif. “Sanggar tari
balet bermunculan di mana-mana dan begitu banyak orang mau belajar
balet, mayoritas anak-anak,” ujarnya. Farida sendiri masih sangat aktif mengembangkan balet. Minggu
(20/4), ia menggelar balet massal dengan mengerahkan 100 penari dari
sanggar tarinya di sebuah mal di Jakarta.
Jika mau lebih maju, dalam pandangan Farida, di Indonesia harus
didirikan akademi atau sekolah khusus balet seperti di Eropa Timur.
Alternatifnya, bagus juga jika balet masuk ke program sekolah.Perihal minat terhadap balet di Tanah Air, simak penuturan Eline
Clarita Lim, balerina dari Sanggar Sumber Cipta. Ia mengkui belajar
balet memang tidak sulit-sulit amat, tapi juga tidak terlalu gampang.
Jadi, bagi Anda yang ingin menggeluti balet, jangan takut. Silakan
coba. Dan, jangan lupa tips sederhana dari Farida: tekun dan giat
berlatih.
Sumber : http://wcathlinh.wordpress.com
apakah balet itu hanya utk kaum wanita?
BalasHapus